• Guangdong Inovatif

Pengenalan Singkat Varietas Dan Sifat Pewarna Yang Biasa Digunakan Dalam Industri Percetakan dan Pencelupan

Pewarna umum dibagi menjadi beberapa kategori berikut: pewarna reaktif, pewarna dispersi, pewarna langsung, pewarna tong, pewarna belerang, pewarna asam, pewarna kationik dan pewarna azo yang tidak larut.

Pewarna

Pewarna reaktif adalah yang paling sering digunakan, yang biasanya diterapkan dalam pencelupan dan pencetakan untuk kain katun, serat viscose, Lyocell, Modal danlenan. Sutra, wol dan nilon juga biasanya diwarnai dengan pewarna reaktif. Pewarna reaktif terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai induk, gugus aktif, dan gugus penghubung. Menurut klasifikasi gugus aktif, yang umum digunakan adalah pewarna monoklorotriazin, pewarna vinil sulfon dan pewarna diklorotriazin, dll. Pewarna diklorotriazin harus bekerja pada suhu kamar atau di bawah 40℃, yang disebut pewarna suhu rendah. Pewarna vinil sulfon umumnya bekerja pada suhu 60℃, yang disebut pewarna suhu sedang. Pewarna monoklorotriazin bekerja pada suhu 90~98℃, yang disebut pewarna suhu tinggi. Sebagian besar pewarna yang digunakan dalam pencetakan reaktif adalah pewarna monoklorotriazin.

Mewarnai kain

Pewarna dispersi sering digunakan pewarnaan dan pencetakanuntuk serat poliester dan asetat. Metode pewarnaan poliester dengan pewarna dispersi adalah pencelupan suhu tinggi dan tekanan tinggi serta pencelupan termosol. Karena zat pembawa beracun, metode pewarnaan pembawa jarang digunakan saat ini. Metode suhu tinggi dan tekanan tinggi diterapkan pada proses pencelupan gas buang, sedangkan proses pencelupan jig dan pencelupan termosol dilakukan pada pencelupan padding. Untuk serat asetat, dapat diwarnai pada suhu 80℃. Dan untuk serat PTT,di sana dapat mencapai serapan pewarna yang sangat tinggi pada 110℃. Pewarna dispersi juga dapat digunakan untuk mewarnai nilon dengan warna terang, yang memiliki efek perataan yang baik. Namun untuk kain berwarna sedang dan gelap, ketahanan luntur warna pencuciannya buruk.

Pewarna langsung dapat digunakan untuk mewarnai kapas, serat viscose, rami, Lyocell, Modal, sutra, wol, serat protein kedelai dannilon, dll. Namun secara umum ketahanan luntur warnanya buruk. Jadi penerapannya pada kapas dan rami semakin berkurang sementara keduanya masih banyak digunakan pada sutra dan wol. Pewarna campuran langsung tahan suhu tinggi, yang dapat digunakan bersama dengan pewarna dispersi dalam wadah yang sama untuk mewarnai campuran poliester/kapas atau intertekstur.

Pewarna tong terutama untuk kain katun dan rami. Mereka mempunyai ketahanan luntur warna yang baik, seperti tahan luntur pencucian, tahan luntur keringat, tahan luntur cahaya, tahan luntur gesekan dan tahan luntur klorin. Namun beberapa pewarna bersifat fotosensitif dan rapuh. Mereka biasanya digunakan dalam pencelupan bantalan, di mana pewarna harus direduksi menjadi pewarna dan kemudian dioksidasi. Beberapa pewarna dibuat menjadi pewarna tong yang larut, mudah digunakan dan mahal.

Pewarna kationik terutama digunakan dalam pewarnaan dan pencetakan untuk serat akrilik dan poliester termodifikasi kationik. Tahan luntur cahayanya luar biasa. Dan beberapa pewarna sangat cerah.

Pewarna belerang umumnya digunakan untuk kain katun/rami dengan daya tutup yang baik. Tapi tahan luntur warnanya buruk. Yang paling banyak dikonsumsi adalah pewarna belerang hitam. Namun, terdapat fenomena kerusakan rapuh penyimpanan.

Pewarna asam dibagi menjadi pewarna asam lemah, pewarna asam kuat dan pewarna netral, yang digunakan dalam proses pewarnaan untuk nilon, sutra, wol dan serat protein.

Mewarnai benang

Karena masalah perlindungan lingkungan, pewarna azo yang tidak larut kini jarang digunakan.

Selain pewarna, ada juga pelapis. Umumnya pelapis digunakan untuk pencetakan, tetapi juga untuk pewarnaan. Pelapis tidak larut dalam air. Mereka menempel pada permukaan kain di bawah pengaruh perekat. Pelapis itu sendiri tidak akan bereaksi kimia dengan kain. Pewarnaan pelapis umumnya dilakukan pada pencelupan bantalan mobil panjang dan juga pada mesin setting untuk memperbaiki warna. Untuk menahan pencetakan pewarna reaktif, umumnya menggunakan pelapis, dan menambahkan amonium sulfat atau asam sitrat.


Waktu posting: 29 Sep-2019
TOP